Saturday, January 5, 2008

KILOMETER NOL (17): SUASANA PEMAKAMAN SOEHARTO

KILOMETER NOL (17): SUASANA PEMAKAMAN SOEHARTO

Image hosted by Photobucket.com

KILOMETER NOL REPUBLIK INDONESIA, SABANG-NANGGROE ACEH DARUSSALAM



Image hosted by Photobucket.com

DARI SISI SEBELAH KIRI TUGU KILOMETER NOL REPUBLIK INDONESIA TERLIHAT PEMANDANGAN KE ARAH SAMUDERA HINDIA, DARI KEJAUHAN TERLIHAT PULAU BREUEH.



SUASANA PEMAKAMAN MANTAN PRESIDEN SOEHARTO
news
Peziarah bersimpuh di makam Pak Harto
news
Tiga makam lainnya, termasuk Ibu Tien Soeharto
news
Makam Pak Harto rata dengan permukaan tanah, tidak menyembul
news
Makam Pak Harto rata dengan permukaan tanah, tidak menyembul
news
Pintu masuk Cungkup Argosari, tampat makam Pak Harto
news
Akses menuju Cungkup Argosari, tempat makam Pak Harto

Makam mantan Presiden Soeharto ramai dikunjungi para peziarah di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, sejak Selasa (29/1) lalu. Kondisi makam yang rata dengan permukaan tanah menjadi ciri khas tersendiri di makam Pak Harto.



Habibie: Pak Harto Hanya Mau Ditemui Secara Batin
Mantan Presiden RI, Bacharudin Jusuf Habibie, mengungkapkan bahwa pertemuan terakhirnya dengan mantan Presiden Soeharto terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 atau saat Soeharto menyatakan lengser (mengundurkan diri). Namun, setelah itu hingga akhir hayatnya, Soeharto tidak memperbolehkannya lagi bertemu secara fisik.

''Kamu tidak boleh bertemu dengan saya. Laksanakan tugasmu sebaik mungkin. Saya yakin kamu bisa,'' kata Habibie mengutip perkataan Soeharto di Washington DC, Selasa (29/1) malam.

Kutipan tersebut disampaikan Habibie untuk menjawab pertanyaan ketika melakukan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Washington. Seorang peserta pertemuan memintanya agar bercerita tentang kenangan yang diingatnya tentang Soeharto yang telah wafat pada Ahad (27/1) lalu.

Habibie mengatakan Soeharto adalah sosok senior yang sangat dihormatinya. Menurut dia penolakan bertemu itu sebagai sikap yang menginginkan agar dirinya dapat melaksanakan tugas sebagai presiden tanpa harus tergantung pada Soeharto.

''Tetapi saya menuntut untuk bertemu karena ingin minta masukan tentang berbagai masalah pelik yang harus saya hadapi pada saat yang bersamaan. Tetapi beliau mengatakan; Tidak! Kita bertemu secara batin saja,'' ujar teknokrat yang sempat bertugas sebagai Presiden RI selama 17 bulan itu.

Selain tidak hanya sulit bertemu secara fisik, Habibie juga mengaku semenjak lengser dirinya tidak lagi dapat berbicara langsung dengan Soeharto. ''Terakhir saya berbicara dengan Pak Harto lewat telepon. Tanggalnya ya 9 Juni 1998 atau satu hari setelah beliau ulang tahun,'' ujarnya.

Dalam acara itu, kendati tak terlalu kentara, BJ Habibie sempat menyiratkan penyesalannya tidak sempat bertemu dengan Soeharto sebelum pemimpin Orde Baru itu menghembuskan nafas terakhir dan menghadiri pemakaman. Ketika Soeharto wafat, ujar Habibie, ia baru tiba di Washington dan tidak memungkinkan bagi dirinya untuk kembali ke Indonesia.

''Minggu siang saya telepon (Jakarta, red), dan tanya bagaimana keadaan Pak Harto? Saya diberi tahu, membaik. Alhamdulillah. Tetapi kemudian paginya saya diberi tahu, Pak Harto sudah tidak ada. Mau kembali, tidak memungkinkan,'' katanya.

Habibie berada di Washington antara lain untuk memenuhi undangan Usindo (Masyarakat Indonesia-Amerika) dan bertemu dengan beberapa rekannya yang pernah bertugas sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia.

Pada 15 Januari 2008, ujar Habibie, ia dan istrinya, mantan ibu negara Ainun Habibie, sempat menengok Soeharto di RS Pusat Pertamina. Ia bercerita, dirinya berangkat dari Jerman pada 14 Januari karena mendengar Soeharto dalam keadaan yang sangat kritis.

''Karena mendadak, saya sempat tidak dapat tiket. Waktu itu pesawat Lufthansa sudah tidak ada tempat. Tiket untuk ekonomi habis. Bisnis pun habis. Tetapi saya beruntung. Saya telepon Dirut Lufthansa, ternyata beliau dapat mengusahakan. Akhirnya bisa juga saya ke Indonesia,'' ujarnya. Setibanya di Jakarta setelah terbang selama 20 jam, Habibie dan keluarga langsung menuju RS Pertamina, namun sayang tidak dapat mendekati Soeharto.

''Dokter menjelaskan kenapa Pak Harto tidak bisa didekati. Akhirnya kami berdoa untuk beliau, yang jaraknya sekitar tiga meter. Memang hanya tiga meter, tetapi (sayang) tidak bisa ketemu,'' ujarnya.

Tentang wafatnya Soeharto, Habibie mengajak masyarakat untuk mendoakan Soeharto, termasuk mendoakan pengampunan bagi kesalahan yang pernah dibuat Soeharto.

''Kita sebagai manusia yang berbudaya, hanya bisa memanjatkan doa. Tidak ada orang yang sempurna,'' katanya.




WASSALAM

RACHMAD YULIADI NASIR

rachmad_poltektk93 at yahoo dot com

www.sabangfreeport.blogspot.com
www.rachmadpoltektk93.blogspot.com